Punya Gaji Besar Kok Malah Gak Punya Tabungan Sih! Ternyata Ini Penyebabnya
Artikel Ini dipersembahkan oleh Mitra Perencana Keuangan
Kami Finansialku.com
Idealnya, semakin besar gaji maka tabungan akan semakin besar. Namun, kenyataannya semakin besar gaji kok tabungan malah semakin kecil ya.
Punya gaji besar gak menjamin seseorang bisa memiliki tabungan. Begitu pula dengan gaji kecil, bukan berarti tabungan kecil.
Jika kita perhatikan lebih lanjut, ternyata banyak loh orang-orang dengan penghasilan tinggi tapi sulit untuk nabung dan berinvestasi. Hal itu disebabkan bukan karena gaji, tapi karena mindset dan cara mengelola keuangan yang salah.
Nah berikut ini 8 alasan, mengapa seseorang bergaji besar tapi gak bisa punya tabungan :
1. Pendapatan Meningkat, Pengeluaran Juga Meningkat
Fakta membuktikan, peningkatan pendapatan akan diikuti juga dengan peningkatan pengeluaran. Dan celakanya, kadang-kadang pengeluaran meningkat lebih banyak dibandingkan dengan peningkatan pendapatan.
Satu lagi, pengeluaran yang sudah terlanjur naik bakalan susah diturunkan. Contoh, biasa makan di restoran empat kali dalam sebulan. Apakah bisa dikurangi jadi hanya dua kali? Lainnya adalah kalau sudah terbiasa naik mobil pribadi, sangat sulit untuk menggunakan kendaraan umum, betul?
Aseeek nih naik angkot pake jas dan dasi plus kacamata item, tariiik bang! (Naik Angkot / Malesbanget)
2. Gak Memiliki Rencana Jangka Menengah dan Panjang
Menurut survey, 8 dari 10 orang di Indonesia kurang menyadari pentingnya perencanaan keuangan. Baik untuk kebutuhan jangka menengah (3 – 5 tahun) dan kebutuhan jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
Padahal ada banyak sekali pengeluaran besar di masa depan. Seperti menyekolahkan anak, membeli rumah, kendaraan, perjalanan ibadah, biaya untuk masa pensiun dan pengeluaran lainnya.
Semisal saja dana untuk pensiun. Semua orang pasti akan pensiun, termasuk juga dengan kita. Emngnya mau waktu pensiun masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup?
Kalau gak mau maka kita perlu mulai merencanakan dana pensiun mulai dari sekarang. Bersyukurlah jika kita saat ini memiliki gaji besar, karena kita dapat mulai mempersiapkannya mulai dari sekarang. Jangan habiskan gaji untuk kebutuhan konsumtif.
3. Gak Memiliki Persiapan
Masih ada orang yang berpikir ah nabung mulai sekarang itu rasanya kepagian. Kan masih ada hari esok, sekarang lebih baik untuk senang-senang. Apakah kita juga berpikir seperti itu?
Semoga kita gak termasuk golongan orang-orang yang berpikir masih ada hari esok. Tahukah kamu kalau menabung dan berinvestasi sejak sekarang, kita dapat mewujudkan tujuan keuangan lebih cepat.
Ingin ini, ingin itu dan ingin semua, tapi gak nabung dan investasi? Turun dari langit gitu bro! (Asuransi / Klimg)
Contoh kasus, Ardy dan Budi bekerja di kantor swasta dengan gaji yang sama. Keduanya ingin membeli rumah 5 tahun lagi. Perbedaannya adalah, Ardy memutuskan untuk mulai berinvestasi mulai dari sekarang. Sementara Budi memutuskan akan berinvestasi 2 tahun lagi
Menurut kamu manda yang lebih mungkin membeli rumah terlebih dahulu Ardy atau Budi? Tentu saja peluang Ardy dapat membeli rumah 5 tahun lagi lebih besar dibandingkan peluang Budi.
4. Gak Memiliki Anggaran Keuangan
Tahu gak kalau ada sebuah alat keuangan yang mampu membantu kita mengelola keuangan dengan lebih mudah. Cukup meluangkan waktu 5 – 10 menit setiap bulannya. Caranya adalah dengan membuat anggaran keuangan.
Nah langkah pertama yang harus dibuat adalah anggaran. Anggaran membantu kita mengalokasikan uang. Berapa untuk donasi, tabungan, investasi, asuransi. Selain itu juga ada alokasi untuk utang, biaya pendidikan anak dan lainnya.
5. Apakah Kita Tahu Letak Kebocoran-kebocoran dalam Keuangan Kita?
Hal-hal ini seperti biaya yang dikeluarkan saat makan di luar, biaya parkir, nongkrong di kafe dan lainnya.
Tahu gak sih, berapa uang yang dapat dihasilkan jika kita bisa menghemat biaya ngopi dan menginvestasikannya?
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah dengan memiliki catatan keuangan. Memang mencatat pengeluaran dan pemasukan bukanlah hal yang nyaman. Diperlukan sebuah kedisiplinan untuk dapat mencatat keuangan.
Bang, nyatetnya yang bener dong! Awas kalau ada yang gak kecatet! (Berdiskusi / Hipwee)
Saat ini Finansialku sedang mengembangkan sebuah apikasi yang membantu kita mengelola keuangan dan merencanakan keuangan. Salah satu fitur di aplikasi Finansialku adalah pencatatan keuangan. Dengan mencatat keuangan, diharapkan kita dapat memiliki kontrol keuangan pribadi.
6. Gak Bisa Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Saat penghasilan naik, pengeluaran juga ikut naik. Loh kok bisa? Karena orang sudah mulai ingin memenuhi semua keinginannya. Salah satu masalah keuangan yang paling dasar adalah membedakan dan memprioritaskan kebutuhan dan keinginan.
Kamu pasti pernah bingung, saat punya uang lebih lebih baik jalan-jalan ke luar negeri atau investasi properti ya? Beli gadget terbaru atau mobil? Dan begitu seterusnya.
7. Gak Pandai Menggunakan Utang
Pemasalahan yang sering dihadapi oleh orang-orang bergaji besar adalah utang. Sebagian besar klien-klien Finansialku yang berurusan dengan utang adalah orang – orang dengan penghasilan besar (rata-rata 8 – 10 kali upah minimum regional / UMR).
Coba bayangkan, UMR adalah upah yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk hidup layak dalam satu bulan. Nah orang ini sudah memiliki gaji dengan besaran 8 – 10 kali UMR. Secara sederhana pendapatan 1 bulan orang tersebut, sebenarnya sudah bisa hidup layak untuk 10 bulan bukan? Kenapa mereka masih hidup dalam utang?
Itu karena mereka salah menggunakan utang. Berawal dari perkenalan dengan kartu kredit, kemudian menjurus kepada gali lubang tutup lubang, kemudian masuk ke KTA. Bukannya KTA makin selesai tetapi makin besar dan makin besar hingga melebihi kemampuannya.
Kasbon warteg, kasbon kantor, cicilan tas, aduuuh pusing pala Hayati bang! (Pusing / Abah-alwi)
8. Konsumtif dan Gengsi
Terakhir dan yang paling sering dihadapi oleh orang-orang gaji tinggi adalah hidup KONSUMTIF dan penuh GENGSI.
Beli baju harus merek tertentu, gak mau ketinggalan beli gadget terbaru, film terbaru bahkan sampai ikut-ikutan tetangga beli mobil mewah. Padahal utang cicilan rumah masih panjang.
Orang-orang dengan gaji besar cenderung ingin mendapat pengakuan. Gak salah sih selama kebutuhan jangka menengah dan panjang sudah terpenuhi. Permasalahannya adalah jika merasa kaya padahal belum mampu.
Sekarang saatnya kita memilih, mau hidup lebih sejahtera atau hidup dengan gaji besar tapi gak sejahtera?
Yang terkait artikel ini:
[Baca: 5 Cara Ini Bisa diterapkan Buat Kamu yang Bergaji Rp 2 Juta Agar Bisa Menabung]
[Baca: Tanda Keuangan Sehat Itu Gak Soal Besarnya Gaji Tapi 5 Hal Ini]
[Baca: Gaji di Bawah Rp 3 Juta Gak Pede Meminjam KTA di Bank Coba Pinjaman Dana Online Saja]
Comments
Post a Comment