Punya Duit Rp 100 Juta, Lebih Baik Beli Mobil atau Rumah?
Enaknya bisa punya rumah dan mobil sekaligus. Sayang, itu baru sebatas angan. Mimpi itu kepentok realita kalau dihadapkan pada dana yang terbatas. Salah pilih bisa bikin berabe. Paling berasa itu rugi di kantong.
Diasumsikan dana yang tersedia Rp 100 juta. Itu tunai yak. Nah, kira-kira mau prioritaskan beli mobil dulu atau buat rumah?
Nah lho! Langsung deh kepala nyut-nyutan. Biar nyut-nyutan kepalanya enggak lama, mending dijabarkan dulu deh masing-masing pilihan.
Beli Mobil Dulu
Kalau dari segi status sosial, pasti naik dong. Bagaimana pun punya mobil itu berdampak langsung sama kasta sosial seseorang. Parfum di baju bakal awet. Coba bandingkan kalau naik motor atau angkutan umum, sudah pasti butuh semprotan parfum lebih banyak!
Oke, sekarang serius. Prioritas beli mobil mungkin karena membutuhkan alat transportasi yang layak dan nyaman. Maklumlah, sampai saat ini pemerintah belum bisa menyodorkan transportasi umum yang oke kayak Singapura.
Ketika membutuhkan mobil sebagai alat transportasi, maka itu bisa jadi ‘kebutuhan’. Bisa saja mobil jadi motivasi untuk meningkatkan kinerja di kantor. Atau bisa juga sebagai ‘imbalan’ telah bekerja keras selama ini.
Bisa juga beli mobil karena ingin memonetisasinya. Maksudnya menjadikan mobil sebagai ‘sumber uang’ seperti di-rentalkan. Kan sekarang ada aplikasi booking mobil online di smartphone. Aplikasi itu bermanfaat bagi pemilik mobil pribadi yang ingin kendaraannya direntalkan. Artinya, mobil bisa jadi aset yang menghasilan.
Ciyeee gaya nih di depan mobil, gak apa-apa kok kalau emang mobil sendiri (Punya Mobil / Blogspot)
Bila mengacu pada latar belakang ini, sah-sah saja membelanjakan uang Rp 100 juta itu untuk beli mobil. Tinggal keputusannya mau beli seken atau baru. Di samping itu, merek dan jenis kendaraan juga berpengaruh terhadap harga.
Dengan dana Rp 100 juta, mustahil bisa beli mobil baru. Kecuali mobil murah ya? Itu pun masih kurang karena rata-rata mobil murah sekarang harganya Rp 100 juta lewat sedikit.
Sedangkan kalau beli mobil seken, paling banter dapat tahun yang sedikit tua. Misalnya Toyota Avanza tahun 2008 atau Daihatsu Xenia tahun 2010.
Ketika ingin yang benar-benar gres, praktis dana Rp 100 juta itu sebagai modal untuk uang muka kredit. Dengan uang muka segitu, kemungkinan cicilan bulanannya bisa rendah.
Apapun opsinya, entah mau beli tunai tapi seken atau kredit mobil baru, tetap perhatikan biaya harian yang dikeluarkan. Sebut saja perawatan servis dan bahan bakar yang nilainya enggak murah. Tak ketinggalan juga, nilai investasi kendaraan menurun karena barang bergerak. Biasanya penyusutannya mulai dari 5-10 persen per tahun.
Beli Rumah Dulu
Tinggal niatnya apa dulu. Rumah jadi tempat tinggal atau sebagai sarana investasi. Ketika pilihan sebagai rumah tinggal, ya mending Rp 100 juta itu jadi modal uang muka untuk ambil kredit pemilikan rumah (KPR).
Alasannya sangat kuat mengingat rumah adalah kebutuhan primer. Apa mau selamanya tinggal di rumah kontrakan atau nebeng di rumah mertua?
Yang tak kalah penting juga, membeli rumah juga bagian dari investasi karena nilainya yang terus naik seiring perjalanan waktu.
Artinya, beli rumah juga bagian dari strategi investasi. Bisa saja rumah itu tak ditinggali tapi disewakan ke orang lain. Alhasil, akan ada pemasukan tambahan. Hanya perlu diingat, berinvestasi pada rumah juga didasarkan pada tujuan keuangan.
Berikutnya tinggal dipertimbangkan konsekuensinya. Misalnya pengeluaran makin bertambah karena ada cicilan KPR tiap bulannya. Lalu biaya renovasi dan perawatan rumah. Termasuk juga pajak, biaya listrik, biaya lingkungan sosial, dan sebagainya. Apakah penghasilan bulanan sanggup menutupi pengeluaran tambahan tersebut.
Siapa sih yang gak mau ngadem di rumah milik sendiri (Permahan / Carikredit)
Kesimpulan
Mana yang jadi prioritas ketika memilih beli mobil atau rumah sangat tergantung dengan kebutuhan. Cek dengan seksama mana opsi yang relevan dengan ‘kebutuhan’ terkini dan akan datang.
Mobil dan rumah memang sama-sama menjadi aset kekayaan. Cuma yang perlu diperhatikan, rumah menjadi investasi yang menjanjikan dalam jangka panjang dibanding kendaraan. Memang sih proses penjualannya lebih lama ketimbang jual mobil.
Yang perlu menjadi catatan, kedua opsi itu haruslah memberi nilai lebih pada hidup. Berikutnya, bila membeli dengan opsi kredit, perhatikan cash flow pribadi. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak ada risiko di tengah jalan yang bisa mengganggu kelangsungan investasi.
Yang terkait artikel ini:
[Baca: Cicilan Mobil Murah Bisa Diatasi bagi yang Bergaji Rp 3 Jutaan]
[Baca: Masak Kredit Mobil Itu Merugikan?]
Comments
Post a Comment